Senin, 02 Desember 2013

Status HANYA TEMAN

Terbangun saat subuh, kemudian bayanganmu muncul *LAGI*. Aku mengajak Tuhan berbicara. Aku sangat bersyukur dapat mencintaimu dan keras kepala mempertahankan sayangku padamu walaupun kenyataan yang ada kamu hanya gemar melukaiku. Ku raih hapeku, berharap ada sisa pesan darimu tadi malam atau basa-basimu mengucapkan semangat pagi, semoga Allah senantiasa mengukir senyum di wajah manismu *AGAIN*. Aku merindukan setiap baris pesanmu yang telah menjadi mood boosterku. Sayang, itu hanya akan menjadi keinginan yang terlalu tinggi dan pada akhirnya hanya akan “terwujud” dalam mimpi. Entah ini sudah hari ke berapa, hari saat-saat kau tak pernah benar-benar menyadari bahwa aku sangat menyayangimu.

Aku termenung, menatap dinding yang dingin dan membisu sambil mengingat-ingat hal-hal apa saja yang telah kau lakukan padaku beberapa waktu lalu. Saat kau dengan tegas terang-terangan mengatakan kamu ingin mulai menjauh dariku agar aku mudah melupakan kamu. Kamu mematahkan harapanku yang kau bangun sendiri. Kau bersikeras mencuci bersih otakku agar aku tak lagi mengingat apalagi memikirkanmu.
Beberapa minggu kemudian kau menghubungiku. Kau sadar betul bahwa meninggalkanku yang kamu fikir akan memudahkan aku melupakanmu justru malah semakin menyakitiku. Tanpa aku katakan, kau merasakan dan menyadari yang kurasakan. Aku terkejut dan sedikit senang setelah berminggu-minggu kita tak pernah berkomunikasi, yang aku fikir kau dalam keadaan baik-baik saja dan aku hanya bisa terus-terusan menyebut namamu dalam dialogku dengan Tuhan, akhirnya kau mengakui sesuatu bahwa kau tak tenang dan tidak konsen setiap kali bekerja, kamu selalu kefikiran aku. Tahukah kamu? Aku sering kali bercerita pada sahabatku, aku merasakan semua yang kau katakan, tapi aku hanya bisa diam tanpa berani mengungkapkannya. Aku juga bilang kan padamu? Ternyata dalam diam kita sama-sama kefikiran dan saling mendo’akan. Masih ingatkah kamu dengan kalimatku itu?

Kamu selalu menghilang kemudian muncul tiba-tiba tanpa merasa berdosa karena kamu tak tau, setiap detik kemunculanmu  adalah instruksi kepada hati dan otakku untuk kembali membuka luka sekaligus cinta yang terpendam. Lalu kau menghilang lagi, seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa. Berbulan-bulan aku mencoba dan terus mencoba melenyapkan bayangmu, bangkit sendirian. Selalu berada dalam keramaian tapi tetap terasa sepi. Menampik semua lamaran orang yang mendatangiku demi menyembuhkan hatiku tapi sekaligus tetap berkeras hati bertahan menunggumu. Berharap suatu saat kau akan merasakan hal yang sama.

Rasa sakit mulai pudar saat aku berhadapan dengan hal apapun yang berkaitan denganmu dan aku berfikir aku telah berhasil sembuh. Tapi ternyata tidak!!! Kau tiba-tiba datang meminta maaf *lagi* atas sikapmu yang lama menghilang dan kamu menegaskan bahwa kamu tidak lupa padaku. Apakah kamu tau? Aku bisa mengirimkan ratusan ribu pesan padamu kalau aku diizinkan menyampaikan bahwa setiap detik yang kulewati aku tak pernah melupakanmu, setiap detik yang kumiliki selalu kugunakan untuk setia menyayangimu tanpa peduli dengan orang-orang yang melebihimu. Ada banyak sekali emosi dan ungkapan-ungkapan yang ingin aku sampaikan padamu. Dan itu takkan cukup dituliskan selama 1 hari penuh. Aku terlalu takut membuang-buang waktumu secara percuma dan akhirnya membuatmu menghilang lagi. Aku benar-benar takut kehilangan kamu. Selama hampir 2 bulan, aku merasa mulai tenang dan sedikit fokus kembali dengan kegiatanku, mengukir lagi cita-citaku. Dalam hitungan detik kamu membuat dadaku kembali sesak.

Kamu bilang aku menghilang dan tak pernah muncul. Sadarkah kamu, bahwa kenyataannya kamu yang berusaha menghilang dan tak menampakkan diri. Aku terkesan atas setiap ucapan terima kasihmu karena rasa sayang yang tak henti ku berikan padamu, permintaan maafmu yang berkali-kali dan pengakuan kebodohanmu karena menyakiti dan menyia-nyiakan aku. Tapi itu semua tak berhasil menyembuhkan rasa sakitnya.

Dimana kamu yang aku sayangi? Aku lelah tertatih-tatih berharap dan menunggu sendirian. Setelah sekian lama penantian itu aku malah menemukanmu menjadi seseorang yang berbeda. Menangis sekencang dan selama apapun tak akan mampu merubah sikap dan perasanmu kepadaku. Aku hanya ingin menjadi seseorang yang kau sayang, yang kau pamerkan pada keluarga dan Tuhanmu, bahkan pada bayanganmu sendiri di cermin. Dan terjebak dalam status HANYA TEMAN ini selalu menyisakan luka yang tidak kamu sadari.

Ratusan hari kamu menyakiti, merusak, mematahkan bahkan mengiris-iris hatiku yang hanya berisi tentang kamu. Ratusan hari kamu merubuhkan harapan indah yang kau bangun sendiri. Tapi kamu tidak perlu khawatir. Semua sikapmu takkan membuatku berhenti menyayangimu. Kemarin, hari ini dan selamanya bahkan saat kamu sudah tak lagi mengingat dan mengenal aku, aku tetap menyayangimu seperti pertama kali getar itu muncul dan menggerogoti hatiku, hingga hanya berisi kamu, kamu dan kamu yang tinggal di dalamnya. Aku jatuh cinta padamu berkali-kali pada setiap menit yang ku lalui. Kapasitasku memang hanya seorang teman, tapi perasaanku padamu lebih dari sekedar teman.


25/11/2013
#mrR

Tidak ada komentar: