Jumat, 29 November 2013

Embun Pagiku

Aku masih belum menemukan

ungkapan apa yang tepat untuk perasaan ku sekarang

yang jelas aku seperti menemukan cahaya baru

bukan, bukan menemukan, tapi aku ditemukan

aku mencoba berfikir positif, dan dengan sendirinya

kebahagiaan itu datang menghampiriku

aku tidak memilih, tapi dipilih

begitulah cinta memilih hatiku untuk berlabuh

cinta tidak mengenal terlambat ataupun tersesat

dia punya waktu yang tepat untuk berhenti

dan dia tau harus kemana ia akan berlabuh

karena ketika takdir telah menemukan jalannya

Semesta menuntunnya, tanpa ada yg mampu menghalanginya

I'm still waiting you, #mrR :)


Malaikat ku

Saat bertemu kamu, aku seperti menemukan diriku lagi

Aku kembali menjadi aku yang dulu

Senyumanku, ceriaku, tertawaku, bahkan tangis bahagiaku

Kamu yang kini membantu menciptakannya

Aku tidak asing lagi melihat pantulan bayanganku

Tidak berlebihan jika nanti aku menyebutmu malaikat

Malaikat yang mengisi kekosonganku

Cintamu pula yang kini melengkapi separuh hatiku

Terima kasih #mrR



I will love you, As long as I live, from this moment on

Rabu, 27 November 2013

Surat Untuk Istri Mantan Kekasihku (1)

Ahh, aku tidak tau harus sedih atau senang

Aku memang ingin melihat senyumnya lagi

Tapi saat itu tercapai, justru ada rasa nyeri di dalam

Karena aku tau, senyumnya kini bukan lagi untukku

Bahagianya sekarang bukan bersamaku


Kamu, istri mantan kekasihku

Bagaimana kabarnya?

Apakah dia tetap ceria seperti saat bersamaku

Apakah kamu mampu menjadi alasannya bertahan hidup?

Apakah kamu bisa menjadi alasan dia bangun pagi2?

Apakah kamu menjadi alasannya untuk selalu tampil rapi?

Apakah dia juga marah-marah padamu

Jika kamu berusaha untuk tidak bergantung padanya?


Kamu pasti kaget

Iya, saat bersamaku dulu dia rapi dan manis

Tapi sekarang tidak lagi, itu kata mereka

Kata teman-temanku dan juga teman-temannya

Dia tidak mampu bangun pagi-pagi

Sebelum bertemu denganku dan setelah berpisah denganku

Hanya aku yang mampu jadi alasannya bangun pagi

Iya, aku tidak pernah marah-marah apalagi bicara kasar padanya

seperti yg sering kamu lakukan

Tapi dia marah padaku jika aku mencoba bersikap mandiri tanpanya


Dengar, betapa pedulinya ia padaku

Bahkan saat dia memutuskan berpisah denganku

Dan memenuhi permintaan orang tuanya untuk menikah denganmu

Dia tidak mau melihatku menangis

Dia tidak mau membiarkan aku sendirian meneruskan sisa usiaku

Dia juga tidak mengundangku ke acara sakral kalian

Karena dia tidak mau melihat luka yang tersirat di mataku

Dia memperhatikanku, peduli padaku dengan cara yang berbeda

Dengan cara yang orang lain takkan mengetahuinya


aku masih sering mendengar bisikan lembutnya

mengantarkan aku memejamkan mata

yah, aku memang gila

entah segila apa aku mencintainya

hingga sugesti-sugesti tidak waras itu muncul sendirinya

bagaimanapun, apapun keadaannya

dia pernah menjadi bagian dari perjalananku

bersambung ke Surat Untuk Istri Mantan Kekasihku (2) aylia

Selasa, 26 November 2013

Falling in Love #mrR

9, 8 atau 7 tahun yang lalu

Aku mengenal namamu, hanya namamu

Mungkin aku pernah bertemu denganmu sesekali

Tapi aku tak pernah tau

Siapa kamu, dimana tempat tinggalmu

Bagaimana pribadimu, dan semua apapun tentang kamu

Aku hanya mengingat namamu, itu saja

Sampai saat ini, setelah bertahun-tahun

Aku tak pernah berjumpa denganmu

Aku yang tak sempat berjabat tangan denganmu

Ataupun bertatap muka denganmu

Bahkan dengan kemampuan daya ingatku yang sangat lemah

Aku masih bisa mengingat nama lengkapmu

Mengingat sedikit  lekuk wajahmu yang beranjak dewasa

Kenapa kamu yang bukan siapa-siapaku?

Di setiap jengkal langkahku

Di manapun mata ini menatap, melirik bahkan terpejam

Wajahmu yang menghiasi seluruh ruangku

Atau tidak bisa disebut menghiasi, tapi menghantui?

Entahlah...

Aku sampai takut

Aku takut kecintaanku kepadamu melebihi cintaku kepadaNya

Kepada penciptaku dan kepada Rasulku

Melebihi rasa sayangku kepada ibuku yang telah membesarkanku

Karena setiap aku menghadapNya, kau seperti tampak di depanku

Senyummu berada diantara Lafadz Tuhan dan Rasul

Ahh, aku yang salah

Mungkin ini terlalu cepat jika harus dinamakan jatuh cinta

Tuhan mengajakku untuk mengagumimu

Mengagumi indah ciptaanNya

Tapi aku keterlaluan, aku tidak tau diri

Aku malah jatuh hati padamu...

Bahkan naluri bawah sadarku menempatkan namamu di bawah nama ibuku

Naluriku menyebut namamu di setiap dialogku denganNya

Jangan salahkan aku, jatuh cinta padamu bukan kuasaku

Ini KuasaNya, KehendakNya

Tidak ada yang serba kebetulan di dunia ini kan?

Semua berjalan sesuai takdir dan RencanaNya

Jika kamu tak merasakan hal yang sama denganku, itupun juga KehendakNya

Dan aku harus menerima dengan lapang dada

Karena, sekalipun cinta selalu mempunyai dorongan untuk ingin memiliki

Akupun harus siap menerima takdir tidak bisa memilikimu

Aku harus siap saat Tuhan tak Meridloiku bersamamu

Karena sejauh apapun jarak kita

Jika Tuhan menakdirkan kita berjodoh, kita akan bersama selamanya

Dia hanya menunda waktu dan tempat yang tepat untuk mempertemukan kita kembali

Dan sedekat apapun jarak kita

Berapapun lamanya kita telah bersama-sama

Jika Tuhan tidak Meridloi, Dia akan memisahkan kita pada saat yang terbaik bagiNya

Yah, hanya TanganNya lah yang mampu menyatukan cinta kasih makhlukNya



21032013