Aku jatuh cinta, aku gag peduli. Aku memang sudah jatuh
cinta *lagi*. Dia mampu membuatku tertawa, tersenyum, merana bahkan menangis
sesenggukan dan menangis teriak2 di jalanan. Aku ingat dia saat bangun tidur,
saat mandi, saat menatap diriku sendiri di cermin, saat makan, saat perjalanan
berangkat kerja, saat berkutat seharian di depan komputer, saat perjalanan
pulang, bahkan saat mataku mau terpejam lagi. Dia dia dia.
Lebay? Aku memang
lebay kalau sudah menyangkut hati dan perasaan. Suatu saat kalian juga akan
berlebihan saat bicara tentang cinta, tentang seseorang yang membuat kalian
melayang terbang dan menangis guling-guling. Aduhh, aku gag bisa merangkai
kata-kata untuk mengungkapkannya. Aku tak punya kata-kata yang pantas dan tepat
untuk mendefinisikan apa yang aku rasakan. Yang jelas aku paling tidak bisa
jika sehari saja tak bertemu dengannya. Aku akan gugup gag karuan jika berada
dalam jarak kurang dari 2 meter. Aku akan gemetaran dan merasakan dadaku
bergemuruh tak beraturan saat mencium nafasnya yg tak jauh dariku atau saat tak
sengaja mataku beradu pandang dengan matanya. Aku merasa pipiku menghangat saat
melihatnya tersenyum dengan matanya yang semakin menyipit tenggelam tidak
kelihatan. Haha.
Kadang-kadang aku kaya’ orang bego’ yang tiba-tiba salah
tingkah saat ekor mataku menangkap basah dia sedang memperhatikanku. Aku sudah
sangat senang dan damai jika aku sudah berada di belakangnya, menikmati
punggungnya. Iya, sesederhana itu. Aku jatuh cinta pada seseorang yang hanya
bisa kunikmati sebatas punggungnya saja. Aku bahkan tahu dia tak sebaik teman
dekatku lainnya. Dia bukan laki-laki idamanku atau laki-laki idaman ibuku. Tapi
kita tak bisa memilih saat hati sudah terjatuh. Bahkan jika itu jatuh pada
orang yang salah, kurang tepat dan di waktu yang tak tepat juga.
Tidak, aku
sebenarnya yang salah. Aku terjebak pada perasaan yang aku ciptakan sendiri.
Aku terlalu berhalusinasi dan tersugesti bahwa dia yang membuatku nyaman dan
bahagia. Aku sudah berusaha melawannya selama puluhan hari. Tapi dengan
pertemuan setiap hari ini, dengan mendengar suaranya setiap hari, mendengar
tawanya khasnya, dengan melihat senyumnya, menikmati punggungnya dan mata
sipitnya, mengintip tingkahnya melalui ekor mataku, merasakan getaran-getaran
hebat yang bersumber dan disebabkan karena dia, semuanya justru semakin memupuk
perasaanku, semakin hari aku berjuang semakin keras untuk menyangkal bahwa aku
sedang jatuh cinta.
Hey, ini bukan cinta. Aku sedang berusaha untuk menghilangkan rasa yang
sudah mulai tumbuh subur. Dan itu bukan hal yang mudah jika setiap hari aku
bertemu dengan sosok mu dalam gelapku. Tapi, aku tetap menikmati semua
sensasinya, karena mungkin ini memang waktunya aku untuk merasakannya,
sekalipun rasa itu hanya berdiam diri di pojok hatiku tanpa pernah terungkap,
tanpa seorangpun yang tau termasuk kamu. Dan meskipun rasa ini tak pernah
berbalas, terima kasih pernah menjadi penyemangatku, Monts. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar