Jumat, 23 Mei 2014

Jatuh Cinta atau Sekedar . . .




Aku jatuh cinta, aku gag peduli. Aku memang sudah jatuh cinta *lagi*. Dia mampu membuatku tertawa, tersenyum, merana bahkan menangis sesenggukan dan menangis teriak2 di jalanan. Aku ingat dia saat bangun tidur, saat mandi, saat menatap diriku sendiri di cermin, saat makan, saat perjalanan berangkat kerja, saat berkutat seharian di depan komputer, saat perjalanan pulang, bahkan saat mataku mau terpejam lagi. Dia dia dia.

Lebay? Aku memang lebay kalau sudah menyangkut hati dan perasaan. Suatu saat kalian juga akan berlebihan saat bicara tentang cinta, tentang seseorang yang membuat kalian melayang terbang dan menangis guling-guling. Aduhh, aku gag bisa merangkai kata-kata untuk mengungkapkannya. Aku tak punya kata-kata yang pantas dan tepat untuk mendefinisikan apa yang aku rasakan. Yang jelas aku paling tidak bisa jika sehari saja tak bertemu dengannya. Aku akan gugup gag karuan jika berada dalam jarak kurang dari 2 meter. Aku akan gemetaran dan merasakan dadaku bergemuruh tak beraturan saat mencium nafasnya yg tak jauh dariku atau saat tak sengaja mataku beradu pandang dengan matanya. Aku merasa pipiku menghangat saat melihatnya tersenyum dengan matanya yang semakin menyipit tenggelam tidak kelihatan. Haha. 

Kadang-kadang aku kaya’ orang bego’ yang tiba-tiba salah tingkah saat ekor mataku menangkap basah dia sedang memperhatikanku. Aku sudah sangat senang dan damai jika aku sudah berada di belakangnya, menikmati punggungnya. Iya, sesederhana itu. Aku jatuh cinta pada seseorang yang hanya bisa kunikmati sebatas punggungnya saja. Aku bahkan tahu dia tak sebaik teman dekatku lainnya. Dia bukan laki-laki idamanku atau laki-laki idaman ibuku. Tapi kita tak bisa memilih saat hati sudah terjatuh. Bahkan jika itu jatuh pada orang yang salah, kurang tepat dan di waktu yang tak tepat juga.

Tidak, aku sebenarnya yang salah. Aku terjebak pada perasaan yang aku ciptakan sendiri. Aku terlalu berhalusinasi dan tersugesti bahwa dia yang membuatku nyaman dan bahagia. Aku sudah berusaha melawannya selama puluhan hari. Tapi dengan pertemuan setiap hari ini, dengan mendengar suaranya setiap hari, mendengar tawanya khasnya, dengan melihat senyumnya, menikmati punggungnya dan mata sipitnya, mengintip tingkahnya melalui ekor mataku, merasakan getaran-getaran hebat yang bersumber dan disebabkan karena dia, semuanya justru semakin memupuk perasaanku, semakin hari aku berjuang semakin keras untuk menyangkal bahwa aku sedang jatuh cinta.

Hey, ini bukan cinta. Aku sedang berusaha untuk menghilangkan rasa yang sudah mulai tumbuh subur. Dan itu bukan hal yang mudah jika setiap hari aku bertemu dengan sosok mu dalam gelapku. Tapi, aku tetap menikmati semua sensasinya, karena mungkin ini memang waktunya aku untuk merasakannya, sekalipun rasa itu hanya berdiam diri di pojok hatiku tanpa pernah terungkap, tanpa seorangpun yang tau termasuk kamu. Dan meskipun rasa ini tak pernah berbalas, terima kasih pernah menjadi penyemangatku, Monts. :)

Tidak ada komentar: