Selasa, 18 Maret 2014

Ketika Kau Mencintai Seseorang

Ketika kau mencintai seseorang, kau menerima dia apa adanya. Mencintai dia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dia tidak harus bersusah payah untuk selalu tampil sempurna dihadapanmu. Dia juga tidak harus berpura-pura jadi si Pangeran Cerdas yang tahu segalanya untuk membuatmu menyukainya. Cinta adalah ketika kau bisa membuatnya merasa nyaman untuk menjadi diri sendiri saat dia berada di dekatmu.

Ketika kau mencintai seseorang, kau adalah sahabat yang setia menemaninya dalam suka maupun duka. Sahabat untuk berbagi bahagia. Yang tersenyum lebih lebar saat dia tersenyum bersamamu. Yang tertawa lebih keras saat dia tertawa karena kamu. Sahabat untuk berbagi tangis. Yang mau meminjamkan bahumu saat dia ingin menangis. Yang rela melakukan apapun untuk menghapus air mata dan mengembalikan senyum di wajahnya. Kau adalah sahabat yang membuat dia bersemangat menghadapi setiap hari dalam hidupnya.


Ketika kau mencintai seseorang, kau menjadi seseorang yang mendengarkan dengan penuh perhatian cerita tentang keseharian, tentang impian, tentang cita-cita, tentang keluh kesah, atau tentang ketakutan terbesarnya. Kau mungkin tidak selalu punya jawaban untuk setiap masalahnya, tapi hanya dengan sungguh-sungguh mendengarkan lalu tersenyum penuh pengertian sembari memeluk menenangkannya, kau seolah mengangkat beban berat yang ada di pundaknya.
Ketika kau mencintai seseorang, hal yang paling membuatmu bahagia adalah melihat dia bahagia. Senyumnya bagimu adalah harta karun paling berharga. Tidak peduli jika senyum dan bahagia itu tanpa kamu, bukan karena kamu. Dan kau rela melakukan apapun untuk dapat melihatnya, bahkan jika harus dengan mengendalikan ego dan perasaanmu.


Ketika kau mencintai seseorang, mengobrol dengannya tidak akan pernah membuatmu merasa bosan. Dia tidak membuatmu merasa canggung walaupun topik yang kalian bicarakan hanya hal-hal sepele seperti cuaca yang cerah, warna pakaian yang akan dipakai, jalanan yang macet, kejadian konyol di angkot, menu makan siang, teman yang menyebalkan, dosen atau atasan yang cerewet. Bahkan ketika kau dan dia melewatkan waktu hanya dengan saling berdiam diri. Kau tetap merasa nyaman.


Ketika kau mencintai seseorang, hal yang paling ingin kau lakukan adalah selalu berada didekatnya, menjadi bagian dari kesehariannya dan melimpahinya dengan berton-ton kasih sayang. Saat kau harus hidup berjauhan dengannya dan tak kuasa menahan rindu untuk bertemu, kau menangis. Makanan favoritmu terasa hambar. Matahari tidak bersinar seterang biasanya. Bahkan Taylor Lautner dan Paul Walker pun mendadak kehilangan pesonanya. Rindu membuatmu susah. Tapi apa karena itu kau menganggap cinta menyedihkan? Justru itulah indahnya cinta. Kau memang tidak dapat melihat, menyentuh dan merasakan kasih sayangnya secara langsung. Tapi mengetahui dalam hati bahwa dia sayang padamu dan kamu juga sayang padanya, bukankah itu sudah cukup?


Ketika kau mencintai seseorang, orang yang kau ingat saat membuka mata untuk pertama kalinya di pagi hari adalah dia. Ketika terjebak kemacetan di perjalanan menuju kampus atau kantor, kau memikirkan apakah dia sudah mandi dan berangkat? Ketika sedang tenggelam dalam aktivitas kantor, kau masih sempat bertanya-tanya sedang apa dia sekarang? Ketika waktu makan siang tiba, pikiran yang terlintas dibenakmu adalah apakah dia juga sudah makan? Ketika matahari terbenam dan senja tiba, hal yang kau cemaskan adalah apakah dia sudah sampai ke rumah? Ketika mata mulai berat dan kau naik ke tempat tidur, kau ingin tahu apakah hari ini menyenangkan baginya? Dan sesaat sebelum kau terlelap, dalam doa yg kau panjatkan kau bersyukur Tuhan telah mengirimkan dia untuk mengisi hari-harimu.


Cinta itu indah. Aku percaya.


Bahkan ketika kau mencintai seseorang dan cintamu itu bertepuk sebelah tangan. Karena ketika kau mencintai seseorang, kau melakukannya dengan tulus tanpa mengharap balasan apalagi memaksanya untuk mencintaimu. Jika dia memang tidak dapat mencintaimu maka lepaskan. Bukan karena dia tidak mencintaimu melainkan karena kau sadar dia akan lebih berbahagia dengan orang lain dan bukan denganmu. Mengutip kata-kata dalam Filosofi Kopi, kebahagiaan sejati dari mencintai adalah merasakan cinta tanpa takut kehilangan cinta. Tidak ada yang perlu kau sesali. Suatu saat nanti kau pun akan menemukan seseorang yang kau cintai dan mencintaimu sepenuh hati.


*repost dengan beberapa perubahan, lupa dari blog mana* 


aylia ~18032014~

Tidak ada komentar: